Makanan Khas

  • Endog Lewo
Kunjungan ke pabrik pembuatan endog lewo kami lakukan pada hari jumat tanggal 6 Januari 2012 di Kp. Dangdeur. Ketika kedatangan kami secara kebetulan disana sedang dilakukan proses pembentukan bahan baku yang siap untuk digoreng. Kami diizinkan untuk membantu untuk proses pembentukan dan penggorengan tetapi sayangnya kami tidak diizinkan untuk melihat proses pencampuran bahan dasar dengan bahan pelengkap lainnya karena itu merupaka resep keluarga yang tidak boleh disebarkan begitu cerita si pemilik. Beliau hanya memberi tahu bahan dasar seperti singkong dan sagu tetapi tidak dengan bahan pelengkap lainnya. Perbandingan antara singkong dengan sagu adalah 2 : 1. Dalam satu kali produksi membutuhkan 100 kg singkong dan 50 kg sagu.
Pembuatan endog lewo di daerah sukaratu sebagian besar berada di kampung dangdeur. Ada sekitar 10 rumah yang memproduksi endog lewo tersebut, namun hanya 4 rumah yang produksinya lumayan besar dan memiliki tenaga kerja tambahan. Pemasaran endog lewo ini antara lain mencakup pasar lewo, pasar malangbong, pasar cibatu, dan pasar wanaraja. Selain dipasarkan di sekitar daerah lewo, pemilik endog lewo ini juga melakukan kerja sama dan memasarkannya ke daerah bandung.
  • Oncom
Kami mengunjungi salah satu pabrik pembuatan oncom milik Alm. Bapak Aceng. Disana kami bertemu dengan istrinya. Beliau sudah membuat oncom sejak lama karena pekerjaan ini diajarkan turun temurun dari orang tuanya dahulu. Pembuatan oncom tidak terlalu sulit. Bahan baku yang digunakan berasal dari ampas kedelai yang berasal dari pabrik pembuatan tahu. 
  • Tempe
Kunjungan ke pabrik tempe dilakukan pada hari Kamis, 5 Januari 2012. Pabrik tempe adalah sejenis usaha home industri yang ada di Desa Sukaratu yang bertempat di daerah perumahan warga, letak dari pabrik tempe tersebut terbilang cukup strategis di Kp. Panyinangan.
Pabrik Tempe tersebut sudah beroperasi dan merintis karir sekitar 30 tahun yang lalu, dengan modal yang seadanya dan kecil kecilan  lalu kemudian semakin maju dengan modal yang cukup besar. Usaha ini dibantu oleh anak anaknya sebagai pegawai dalam hal pembuatan tempe dan memasarkan produk tempe milik orang tuanya itu. Pabrik tempe ini menghasilkan 2 tempe yang berlainan warna, yakni warna merah pada kedelainya dan satu lagi warna asli kedelai. Hal ini ternyata merupakan cara yang dilakukan oleh pengusaha tempe untuk memberikan variasi guna menarik perrhatian pembeli.   
Pabrik tempe ini dalam sehari dapat menghabiskan sebanyak 50 kg kedelai untuk kemudian diolah sehingga menjadi tempe. Proses pengerjaan tempe dimulai dari pagi hari  sampai sekitar pukul 12 siang.
Proses Pembuatan :
Proses yang pertama adalah dengan menggiling kedelai sampai halus kemudian menambahkan beberapa bumbu/resep kemudian olahan kedelai itu diletakan pada wadah khusus yang kedap udara dan bersuhu tinggi agar kedelai yang telah diolah itu dapat menjadi tempe yang berkualitas baik. Bila ada udara yang masuk dan suhu tidak panas (dipengaruhi oleh cuaca)  misalnya terjadi hujan terus menerus maka akan menyebabkan kegagalan pembuatan tempe dan kemudian tempe menjadi busuk. Kedelai yang telah dipersiapkan menjadi tempe itu di bungkus dengan suhu tinggi selama hari kemudian diangkat dan diletakan ditempat dingin dan siap untuk dipasarakan. Pemasaran dikerjakan oleh anak-anak dan biasanya dipasarkan di Pasar Lewo dengan sistem bagi hasil keuntungan dengan pedagang yang diberi titipan.
Produk dijual dengan harga Rp 25.000 untuk ukuran sangat besar dan untuk ukuran yang lebih kecil dijual dengan harga Rp 4.500 dan untuk ukuran yang kecil dijual dengan harga Rp 3.000.
Kendala yang dihadapi tidak hanya dari factor perubahan cuaca tetapi dari factor lain seperti naiknya harga bahan baku yang membuat para pengusaha menjadi kekurangan modal dan akhrinya gulung tikar. Kendala ini bukan tanpa solusi, pengusaha tempe di Desa Sukaratu ini mempunyai cara tersendiri dalam hal mengatasinya dengan cara menekan produksi tempe menjadi mengurangi porsi tempe norma menjadi lebih pendek tanpa harus meningkatkan harga jual. Menurut beliau jika mereka menaikan harga maka pembeli enggan untuk membeli tempe buatannya. Selain itu ada cara lain dengan cara menaikan harga jual tempenya diatas harga normal sedikit untuk ukuran normal tanpa pengurangan ukuran tempe/LTR (long_tempe_reduction). 

0 comments:

Posting Komentar

Tentang Sukaratu

SUKARATU GO
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

The Power of We

The Power of We